Jumat, 20 Maret 2009

politik

Perempuan Dalam Politik Indonesia Masih Dipandang Sebelah MataKapanlagi.com - Perempuan dalam percaturan politik Indonesia hingga kini masih dijadikan objek dan belum jadi subjek, sehingga keterwakilan 30% perempuan di legislatif dan eksekutif masih sebatas wacana.
Ketua Kaukus Politik Perempuan Parlemen Jambi (KP3J), Ny Hj Azijah Uteng S di Jambi, Jumat (08/12), mengatakan hal itu terjadi karena perempuan masih dipandang sebelah mata dan tidak banyak mendapat kesempatan untuk duduk di dewan.
Ketika diberlakukannya UU Pemilu 2004 dengan menetapkan quota 30% bagi kalangan perempuan duduk di dewan hampir sebagian besar partai politik melaksanakan sebagai syarat peserta Pemilu.
Namun apa yang terjadi calon-calon perempuan untuk legislatif ditempatkan di nomor-nomor "sepatu" atau nomor urutan paling bawah. Itupun para calon perempuan asal comot tanpa melalui kreteria kemampuan dan kemauan.
"Seharusnya partai mendudukan perempuan sebagai calon anggota dewan selain kader partai politik yang mapan, publik figur, juga memiliki kemampuan dan kemauan, serta diberi kesempatan dan peluang kepada mereka untuk duduk di dewan, " kata Azijah yang anggota Komisi II DPRD Provinsi Jambi itu.
KP3J pada Pemilu 2009 akan berjuang agar keterwakilan 30% perempuan duduk di dewan, khususnya di Jambi karena jumlah penduduk Jambi pada 2005 berdasarkan hasil sensus penduduk berimbang 49% perempuan dan 51% laki-laki.
Azijah yang juga Ketua Kaukus Politik Perempuan Partai Golkar (KPPG) Jambi, menjelaskan, DPD Partai Golkar Jambi kini telah merancang quota untuk para calon anggota dewan pada Pemilu 2009 yakni 30% perempuan, 40% pemuda, dan 30 kader-kader partai berpengalaman.
Rancangan Golkar itu agar menjadi acuan bagi parpol lain untuk mencapai quota 30% perempuan duduk di dewan. (*/lpk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar